Login

Tembakau Berpotensi Menjadi Sel Surya
Usaha untuk mendapatkan sel surya organik masih terus dilakukan. Di tahun 2009, University of Southampton maju selangkah dengan dikembangkannya teknologi sel surya yang meniru proses fotosintesa. Kini di tahun 2010, para ilmuwan di University of California, Berkeley (UCB), Amerika Serikat, berhasil melakukan rekayasa genetik untuk mendapatkan sel surya dari tanaman. Berbicara tentang tembakau, lagi-lagi para penikmat nikotin mungkin harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli sebatang rokok jika kelak tanaman tembakau mempunyai potensi sebagai penghasil energi listrik. Kali ini tembakau kembali digunakan para peneliti University of California, Berkeley sebagai obyek yang tepat dalam riset untuk mendapatkan sel surya organik. Menurut para peneliti tersebut, tembakau dan termasuk tanaman lainnya berpotensi untuk menghasilkan energi listrik. Mekanisme fotosintesis pada semua tanaman merupakan proses konversi energi yang sangat efisien. Hanya saja proses konversi tersebut mengubah sinar matahari menjadi gula. Tembakau dipilih sebagai obyek riset karena telah memiliki virus tersendiri yang sudah dikenal lama. Tanpa bantuan virus mosaik tembakau ini, menurut mereka, usaha untuk mendapatkan sel surya organik dengan kemampuan konversi energi seefisien fotosintesa menjadi sangat berat dilakukan. Virus mosaik sendiri bekerja dengan memerintahkan tembakau membentuk struktur-struktur kecil, yang secara normal tembakau sendiri tidak akan menghasilkannya. Struktur-struktur itu nantinya berfungsi sebagai alat pengubah sinar matahari menjadi listrik. Dalam laporan penelitian yang juga diterbitkan di jurnal Nano Letter terbitan American Chemical Society (ACS), para peneliti melakukan rekayasa genetik pada virus. Umumnya sel yang terinfeksi virus akan menggandakan virus yang menginfeksinya. Tetapi dalam riset UCB, DNA virus diprogram ulang untuk memerintahkan tembakau membentuk chromophore buatan, struktur pengubah sinar matahari menjadi listrik. Virus kemudian diinjeksikan ke tanaman tembakau dan bereaksi. Satu persatu chromophore bergabung membentuk tangga spiral DNA yang panjang. Jarak antar chromophore itu sendiri hanya 2 - 3 nanometer, jarak yang tepat dimana elektron-elektron di tiap molekul atom chromophore tidak melompat ke atom lainnya atau bisa dikatakan aliran elektron masih tertahan. Lebih dari jarak tersebut, elektron menjadi sulit untuk dipanen. Struktur yang terbentuk tidak dapat menghasilkan listrik atau senyawa kimia. Untuk memanfaatkan fungsi strukturnya, tembakau harus dipanen, dipotong-potong kecil dan diekstrak. Ekstrak tersebut kemudian dilarutkan dalam suatu larutan, dan kemudian disemprotkan di atas substrat kaca atau plastik yang telah dilapisi dengan molekul untuk menahan larutan struktur tersebut. Fotosintesis memang mekanisme luar biasa. Seperti yang diungkapkan Angela Belcher, peneliti dari Massachusset Institute of Technology, meniru fotosintesis sangatlah sulit dilakukan. Jarak antar struktur menjadi sangat penting, dan tidak mudah untuk mengambil molekul-molekul dan meletakkannya sesuai dengan keinginan pada jarak yang tepat sama. Meski demikian usaha keras tersebut akan terbayar jika sel surya yang terbuat dari bahan organik bisa diproduksi. Walaupun memang tidak berumur panjang jika dibandingkan sel surya berbasis silikon, tetapi banyak keuntungan yang didapat, antara lain ramah lingkungan, murah dan bisa didaur ulang. discovery channel